Waisai – Anggota DPD (Dewan Perwakilan Daerah) dapil Papua Barat, Mervin Komber mengatakan untuk mengakomodir aspirasi masyarakat mengenai peran pariwisata di Raja Ampat maka perlu dibentuk suatu forum sebagai wadah untuk berdiskusi dan mengembangkan ide-ide dalam menata pariwisata dalam kearifan lokal masyarakat. “Kami akan bentuk Forum Masyarakat Pariwisata Raja Ampat,” ujar Mervin saat berdiskusi dengan masyarakat di ruang rapat Acropora Cottage, Waisai, Selasa, (29/3/2016).
Forum Masyarakat Pariwisata Raja Ampat yang akan dibentuk ini, lanjut Mervin sebagai sarana komunikasi yang baik bagi masyarakat untuk membicarakan tentang kemajuan – kemajuan pariwisata, kemudian disampaikan ke DPRD Raja Ampat maupun ketingkat DPR RI dan DPD RI. “Jika Forum ini sudah dibentuk maka kami dari DPD siap menindaklanjuti setiap persoalan tentang pengembangan pariwisata yang mengedepankan kearifan lokal,” ujarnya.
Pariwisata di Raja Ampat bukan hanya wisata diving saja akan tetapi ada wisata budaya, kuliner dan kerajinan tangan (souvenir, red) dari masyarakat lokal. Menurutnya membangun pariwisata harus menyertakan asas manfaat langsung kepada masyarakat. “Jadi, jangan sampai masyarakat hanya sebagai penonton saja tetapi harus terlibat langsung dan memperoleh keuntungan dari pariwisata tersebut,” jelas Mervin.
Didampingi ketua komisi B DPRD Raja Ampat, Charles Imbir, ST, M.Si, Mervin menambahkan akan menyurati bank Papua untuk membuka Money Changer (penukaran uang) di Raja Ampat. Dengan adanya Money Changer para turis tidak lagi mengalami kesulitan dalam menukarkan mata uang (Dolar, red) saat masuk di Raja Ampat.
Selain itu para turis bisa langsung membelanjakan uangnya dikalangan masyarakat. “Kalau dolar sudah bisa dibelanjakan disini otomatis perekonomian masyarakat bisa naik karena perbandingan kurs dolar dengan rupiah ada selisih yang besar. Masyarakat bisa menetapkan harga dengan hitungan kurs dolar ditempat – tempat wisata milik mereka,” jelasnya.
Ia juga meminta kepada pemerintah kabupaten untuk memperhatikan pembangunan Homestay oleh masyarakat yang memiliki hak ulayat di lokasi-lokasi wisata. “Bila ada Investor dari luar yang ingin masuk membangun, harus melibatkan masyarakat lokal, tuturnya. Dia berharap dengan adanya Forum Masyarakat Pariwisata Raja Ampat bisa mengakomodir setiap persoalan menyangkut pengembangan pariwisata di Raja Ampat.
Raja Ampat merupakan icon pariwisata di Papua Barat yang perlu dikembagkan. “Apabila Raja Ampat sudah maju maka daerah-daerah lain seperti Kaimana, Bintuni dan Fak-fak akan mengikuti,“ harapnya.
Sedangkan ketua komisi B DPRD Kabupaten Raja Ampat, Charles Imbir, ST, M.Si menyampaikan akan mendorong pemerintah kabupaten agar lebih banyak menggelar seminar-seminar dan lokakarya (workshop) mengenai pengembangan Pariwisata di Raja Ampat.
“Selama ini yang saya ketahui, masih jarang sekali ada seminar dan lokakarya tentang pengembangan pariwisata di Raja Ampat. Kalau ini sudah sering dilakukan maka otomatis akan ada kemajuan di bidang pariwisata Raja Ampat,” ungkap Charles yang siap mendukung pembentukan Forum Masyarakat Pariwisata Raja Ampat. (Redaksi)