Misool – Guna mengetahui perkembangan pembangunan di kampung-kampung maka anggota DPRD kabupaten Raja Ampat melakukan kunker ke Misool sekaligus menghadiri acara peresmian Masjid Darussalam di kampung Lilinta distrik Misool Barat, Rabu, (1/6/2016).
Tepat jam 9.00 pagi Pimpinan DPRD yang terdiri dari wakil I, Rahmawati Tamima, S.IP dan wakil II, Yuliana Mansawan, SE beserta anggota DPRD, Reynold Bula, SE, M.SI, Hermelina Burdam, SE, Saraiya Bahale, S.AN, Veronica F. Watem, Tidoris J. Kapisa dan Karlos Kaisuku, S.Th lebih dulu tiba di kampung Lilinta menggunakan speed boat dari kampung Harapan Jaya. Sedangkan Bupati Raja Ampat, Abdul Faris Umlati, SE beserta rombongan tiba pada pukul 11.30 siang dengan menggunakan kapal cepat Bahari Expres 7E dari Waisai.
Dalam sambutannya bupati Faris mengatakan, pembangunan Masjid Darussalam hendaknya dijadikan sebagai wadah untuk melakukan dakwah menurut ajaran nabi Muhammad SAW. “Masjid merupakan pusat siar Islam dan sebagai rumah untuk berdakwah bagi umat muslim,” tutur Bupati Faris.
Kepada pemuda di Lilinta, Bupati Faris berpesan agar segera dibentuk Badan Komunikasi Pemuda Remaja Mesjid Indonesia (BKPRMI) di kampung Lilinta. Menurutnya BKPRMI dibentuk supaya menambah kegiatan positif bagi pemuda kampung. “BPRMI harus dibentuk untuk mengatasi hal-hal negative di kampung ini, tuturnya.
Sehari sebelum menghadiri peresmian masjid di Lilinta, anggota DPRD lebih dulu melakukan kunjungan ke Wejim, Limalas dan Volley. Di Wejim anggota DPRD bertemu dengan warga dan sempat berdikusi tentang program pembangunan yang sudah dijalankan. Setelah itu anggota DPRD melihat secara lansung perkembangan pembangunan infrastruktur, kantor Distrik maupun puskemas pembantu dan pemakaian solar cell di pemukiman masyarakat.
Kondisi kantor Distrik di Wejim sangat memprihatinkan karena bangunannya yang sudah tidak memadai lagi. Hal ini dikatakan oleh Wakil I DPRD Kabupaten Raja Ampat, Rahmawati Tamima, S.PI, Selasa, (31/5/2016) siang di Wejim.
“Bagaimana aktifitas kantor bisa berjalan kalau kondisi kantor saja seperti ini,” tegas Tamima. Sedangkan Wakil II DPRD Kabupaten Raja Ampat, Yuliana Mansawan, SE juga menyatakan pendapat yang sama tentang kondisi kantor Distrik tersebut. Tidak adanya aktifitas di kantor Distrik mengakibatkan pelayanan publik kepada warga terkendala. “Inikan hari kerja kenapa kantor Distrik sepi begini, tegas Mansawan.
Sedangkan di kampung Limalas, tidak adanya tambatan perahu mengakibatkan para anggota DPRD ini harus menggunakan perahu untuk sampai ke darat. Aspirasi masyarakat di Limalas, mereka mengharapkan pembangunan tambatan perahu dan jaringan telkomsel bisa dilakukan tahun ini.
Kantor PAUD yang sudah dibangun pada tahun 2014 lalu di kampung Limalas juga tidak berfungsi karena kondisi bangunan belum selesai 100 persen. “Kami merasa rugi dengan keadaan ini (pembangunan PAUD, red),” kata salah seorang warga.
Di kampung Volley pembangunan pasar menjadi perhatian pihak DPRD kabupaten Raja Ampat. Bangunan Pasar yang sudah dikerjakan tahun 2015, namun belum difungsikan sampai saat ini.
Dari hasil kunjungan ke Misool, Pihak DPRD menyarankan kepada masyarakat, apabila ada pembangunan yang tidak berjalan maupun tidak selesai dikerjakan agar segera menyurat ke DPRD untuk ditindak lanjuti kepada Dinas maupun instansi terkait. “Apabila terjadi hal-hal yang merugikan mengenai pembangunan di kampung harap dikoordinasikan dengan Bamuskam dan kepala kampung. Setelah itu buat surat ke DPRD,” tutur Waket I DPRD Raja Ampat, Rahmawati Tamima, S.IP. (redaksi)