Waisai – Pimpinan DPRD Kabupaten Raja Ampat menerima kunjungan kerja dari DPRD kabupaten Tangerang, Rabu 17/5/2017 sore. Kedatangan anggota DPRD Kabupaten Tangerang ini diterima langsung oleh Wakil ketua I DPRD kabupaten Raja Ampat, Rahmawati, S.IP, ketua komisi C, Reynold Bula, SE, M.Si dan anggota DPRD lainnya yakni, Alberth Mayor, S.Ag, Drs. H. Abbas Umlati, Sr, M.Si, Ismail Saraka, Karlos Kaisuku, S.Th dan Sem Sauyai, MM.
Wakil ketua DPRD kabupaten Tangerang, Barhum H.S, S.IP menjelaskan kedatangan mereka terkait pengembangan pariwisata dan lingkungan hidup di kabupaten Tangerang. Menurutnya Raja Ampat bisa menjadi contoh bagaimana fungsi pengawasan DPRD dalam peningkatan Pendapat Asli Daerah (PAD) pada sektor pariwisata.
“Kami datang untuk melihat pengembangan pariwisata dan lingkungan hidup disini (Raja Ampat) karena kami juga punya panjang bibir pantai kurang lebih 52 kilo meter persegi yang perlu dikembangkan,” jelasnya.
Dengan adanya pertemuan bersama anggota DPRD kabupaten Raja Ampat ini, DPRD kabupaten Tangerang bisa mendapat masukan dalam peningkatan PAD melalui sektor Pariwisata.
Meskipun perbedaan antara PAD per tahun yang diterima oleh Kabupaten Raja Ampat hanya 50 Milyar dibandingkan Kabupaten Tangerang dengan PADnya mencapai angka 1,7 Triliun, Bahrun menilai Raja Ampat sudah sangat maju.
Sekretaris dewan kabupaten Tangerang, Drs. H.A.F. Firzada Mahalli, SE, M.Si menambahkan bahwa PAD yang diterima oleh kabupaten Tangerang adalah sebesar 1.7 Triliun dengan APBD sebesar 4,3 Triliun. “PAD yang dihasilkan 20 persennya berasal dari sector pertanian dan perkebunan, 20 persennya lagi dari sektor pariwisata sedangkan sisanya dari sektor industry. Jadi sektor pariwisata masih perlu dikembangkan,” tutupnya.
Ketua Komisi C DPRD kabupaten Raja Ampat, Reynold Bulla, SE, M.Si mengatakan bahwa Kabupaten Raja Ampat baru berusia 14 tahun sehingga masih perlu pembenahan dalam pembangunan dan perlu belajar dari kabupaten Tangerang. “Sebenarnya kami yang harus berkunjung ke kabupaten Tangerang untuk belajar, ucap Reynold.
Dalam pengembangan pariwisata lanjutnya, Raja Ampat saat ini sudah memiiliki 120 homestay yang dikelola oleh masyarakat dan 14 resort yang dikelola oleh swasta (Investor).
Pengembangan Homestay menjadi perhatian pemerintah karena langsung bersentuhan dengan masyarakat selaku pemilik homestay tersebut. Kabupaten Raja Ampat saat ini memiliki moto membangun pariwisata dan ekonomi masyarakat. ” Jadi fokus pemerintah saat ini adalah peningkatan pada sektor pariwisata dan kelautan,” tutur Reynold.
Wakil ketua I DPRD kabupaten Raja Ampat, Rahmawati, S.IP menambahkan bahwa kondisi geografis kabupaten Raja Ampat yang berpualu – pulau tidak menyurutkan langkah pemerintah dalam pembangunan. “Kalau bapak dorang di Tangerang menggunakan mobil untuk mengawasi pembangunan, kami di Raja Ampat harus menggunakan perahu bermesin (Longboat) dan speed boat untuk terus mengawal pembangunan di kampung – kampung,” tutupnya.(rieco)